BoldVoice, sebuah aplikasi berbasis AI, menawarkan fitur 'pelatihan aksen' yang mengklaim dapat mengidentifikasi bahasa asli pengguna. Setelah menguji aplikasi tersebut, yang menandai aksen saya sebagai Korea, saya merenungkan perjalanan bahasa saya sendiri. Meskipun telah tinggal di AS selama lebih dari sepuluh tahun dan mencapai kefasihan, saya tidak pernah memperoleh aksen asli, sebuah perbedaan yang secara historis memiliki implikasi serius.
The Accent Oracle memberikan skor yang bervariasi untuk aksen saya, yang membuat saya merasa tidak nyaman, karena hal itu menyoroti potensi diskriminasi berdasarkan ucapan. Untuk meningkatkan peluang saya dalam situasi sosial, saya memutuskan untuk mencoba percobaan gratis aplikasi tersebut. Teknologi AI semakin banyak digunakan untuk 'menetralkan' aksen di lingkungan profesional, terutama di pusat panggilan, di mana agen dari negara seperti Filipina memodifikasi ucapan mereka untuk melayani pelanggan Amerika.
Para kritikus berpendapat bahwa praktik ini sama dengan 'pencucian digital', memperkuat narasi bahasa Inggris yang dominan dengan mengorbankan keragaman budaya. Namun, keinginan untuk memodifikasi ucapan seseorang demi penerimaan sosial bukanlah fenomena baru. Contoh sejarah, seperti Pygmalion karya George Bernard Shaw, menggambarkan bagaimana modifikasi aksen telah lama menjadi strategi untuk mobilitas sosial.
Penelitian menunjukkan bahwa diskriminasi aksen tetap umum, dengan banyak individu melaporkan pengalaman negatif terkait ucapan mereka. Diskusi seputar modifikasi aksen sering kali mengabaikan tantangan sehari-hari yang dihadapi oleh penutur non-pribumi, yang menavigasi hierarki sosial yang kompleks berdasarkan aksen mereka.
Setelah menggunakan BoldVoice, saya diberikan area spesifik untuk difokuskan guna memperbaiki aksen saya. Namun, saya merasa prosesnya canggung dan akhirnya berhenti setelah tiga pelajaran. Meskipun saya pernah merasa tidak percaya diri tentang aksen saya, sekarang saya melihatnya sebagai bagian integral dari identitas saya. Latihan-latihan dalam aplikasi tersebut membuat saya menyadari bahwa mencoba menghapus aksen saya berarti kehilangan aspek penting dari siapa saya. Menariknya, salah satu pendiri BoldVoice adalah seorang imigran, menyoroti peran ganda aplikasi ini dalam membantu mereka yang ingin menyesuaikan diri sambil juga mengangkat pertanyaan tentang nilai mempertahankan suara unik seseorang.